Monday, March 21, 2011

Mole is your luck

           Mole is your luck

                Saat itu sedang terjadi badai dan diikuti oleh petir yang seakan-akan meramaikan suasana malam.                Suasana kota pun mulai sepi dan tampak sampah-sampah bertebaran dimana-mana seakan-akan menghiasi kota yang  gelap itu.  Namun di balik kegelapan malam itu, tampak seorang ibu sedang berjalan sambil memegang keranjang, Ibu Nanny namanya. Di dalam kegelapan itu, ibu Nanny berteriak, “Kue..Kue..Kuenya Bu..Pak..”, teriaknya. Walaupun ia sudah berteriak sekeras mungkin, namun tak ada satu orang pun yang keluar untuk membeli kue yang dijualnya itu.
                Badai pun sudah semakin mendahsyat dan petir pun tak mau ketinggalan untuk meriahkan suasana malam yang semakin lama semakin ramai itu. Oleh karena itu, ibu penjual kue itu memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan pulang, ibu Nanny melewati sebuah gang sempit dan sepi. Saat melewati gang tersebut, terdengar suara anak kecil sedang menangis. Suara tersebut datang dari dalam tempat sampah yang terlihat bungkam tapi merahasiakan sesuatu di dalamnya. Dengan segera ibu Nanny membuka tempat sampah itu dan didapatinya kejutan yang sangat besar. Ada 2 bayi didalam tempat sampah itu yang seakan-akan menjadi suatu kejutan bagi ibu Nanny.
                Teriakan kedua bayi itu seakan-akan memandu badai dan petir untuk mengikuti suara mereka yang semakin keras. Karena tidak tega meninggalkan kedua bayi itu didalam kegelapan malam, maka ibu Nanny pun membawa kedua bayi itu pulang beserta dia.
                Sesampainya dirumah, Ibu Nanny segera mengeringkan kedua bayi itu dan membajui mereka dengan bajunya yang besar. Dan entah mengapa ibu Nanny mulai menyukai kedua bayi itu dan memutuskan untuk merawat bayi-bayi itu.
“Aku akan merawat kedua bayi ini dan menganggap mereka sebagai anakku..Karena mereka berdua kembar, maka aku akan memberi nama mereka “Melon” dan “Delon”.. Yang tak mempunyai tahi lalat ini, aku akan memberi ia nama “Melon”...Sedangkan yang mempunyai tahi lalat ini, aku akan memberi ia nama “Delon”....”kata ibu Nanny.
                Ibu Nanny pun merawat mereka seperti anaknya sendiri. Ibu Nanny memberi mereka makan, menyekolahkan mereka, dan apapun yang dapat ibu Nanny lakukan akan ia lakukan, untuk Melon dan Delon anaknya.
                Suatu hari ibu Nanny minta tolong pada kedua anaknya itu untuk menjual kue buatannya itu di sekolah mereka. Mereka pun mau menolong ibunya itu.
“Ibu..Aku dan Delon berangkat dulu yah..!” kata Melon..
“Iya..ini untuk jajan di sekolah..! Dan jangan lupa belajar yang benar ya..” kata Ibu Nanny..
“Iya Bu.. kami berdua pergi dulu ya Bu..”Sahut Melon dan Delon..
“Iya..Hati-hati yah..”Sahut Ibu Nanny..
                Sesampai di sekolah, Melon dan Delon mulai menawari kue yang mereka bawa kepada teman-teman mereka.
“Hai teman-teman kemarilah..! apakah kalian mau membeli kue yang lezat ini..? Ada rasa coklat, strawberry, blueberry, bahkan didalam roti ini ada choco cipsnya loh..! Jadi tambah lezat deh..! Harganya juga murah, hanya 1500 deh buat kalian..!” kata Melon  menawari kue buatan ibunya itu..
“Boleh..boleh...Aku mau beli 2 yah, Melon...! Kalau aku mau beli 1saja tapi besok aku mau mesen 3..Jangan lupa yah Melon..!” teriak teman-teman melon.
                Sementara itu, Delon mulai mendatangi teman-temannya.
 “Teman-teman aku mau menawari kalian sesuatu..Ini..Aku sedang menjual kue..Ada rasa coklat, strawberry, blueberry, ditambah lagi ada choco cipsnya loe didalamnya..” kata Delon..
“Apa?? Choco Cips?? Gak salah tuh..? Kok kamu jual tahi lalatmu sendiri sih??..” celetuk salah seorang dari mereka..
“Iya yah...Masa kita disuruh makan tahi lalatmu sih? Yang bener aja dong..!” teriak teman yang lain..
“Eh teman-teman lagi ngapain..?..” tanya seorang teman sambil melihat apa yang mereka kerumuni..
“Oh.. kalian mau beli kue..! Daripada beli sama siDelon, lebih baik beli aja sama si Melon..! Liat tuh.. Melihat tahi lalatnya saja aku sudah mual, gimana kalau kita makan kuenya..Bisa muntah kali..Kita ke tempatnya siMelon aja yuk..!” Kata seorang teman yang baru datang itu..
“Tapi teman-teman, kue yang aku jual dengan kue yang dijual oleh Melon sama kok..!” sahut Delon..
“Iya sama..Tapi kan yang jual beda..”celetuk salah seorang dari mereka..
                Ternyata waktu cepat berlalu. Bel pulang pun berbunyi. Terlihat kerumunan anak-anak berlari-lari dan mulai berdesak-desakkan di pintu pagar sekolah.  Terlihat juga Melon dan Delon yang berjalan santai menuju pintu pagar sekolah.
“Delon..Kuemu habis tidak??..”Tanya Melon..
“Boro-boro habis, terjual satu saja tidak..”jawab Delon..
“Loh..?.. Memangnya temanmu tak ada yang mau beli??..”tanya Melon..
                Mendengar pertanyaan dari Melon, Delon segera berlari meninggalkan Melon. Sesampainya dirumah Delon tak berkata apa-apa kepada ibunya.
“Delon..ada apa?? Apa kamu sedang ada masalah?..”tanya ibu Nanny..
“Maafkan aku bu..Kue yang ibu titipkan padaku tidak ada yang terjual..”jawab delon..
“Oh..gara-gara itu kamu menangis..Dengarkan ibu, Delon.. Ibu tidak akan marah padamu hanya karena hal yang sepeleh ini..”kata ibu Nanny..
“Bukan karena itu bu..Teman-teman meledekku karena tahi lalatku mirip seperti choco cips yang ada didalam kue yang ibu buat..”kata Delon..
“Oh..jadi itu yang membuat anak ibu menangis..! Untuk apa kamu bersedih..Apakah kamu tidak tahu bahwa choco cips itu manis..Itu artinya jika kamu mempunyai choco cips, berarti kamu manis..” kata ibu Nanny..
“Ohh..begitu yah bu..Berarti aku manis..Terima kasih ya bu..”kata Delon..
                Semenjak saat itulah Delon tak pernah marah saat teman-temannya meledeknya hanya karena tahi lalat yang ia punya. Justru Delon membuat teman-temannya iri padanya, karena tidak mempunyai tahi lalat sepertinya dengan cara  menceritakan apa yang ibunya katakan padanya tentang tahi lalat. Dan Delon pun berhasil membuat teman-temanya iri padanya, karena mulai saat itu muncul trend di sekolah bahwa siapapun  yang mempunyai tahi lalat berarti orang tersebut manis, dan banyak disukai orang seperti choco cips..